Pesan Untuk Yosni Herin

Kamis, 14 Februari 2013

TERINGAT kenangan medio September 2005. Di sebuah restoran Jepang di belakang kompleks Kedutaan Besar RI di Washington DC, Amerika Serikat, bersama sembilan wartawan Indonesia, kami ingin memanjakan lidah dengan masakan Jepang. Beberapa di antara kami, termasuk saya, memesan sashimi (menu ikan mentah khas Jepang).
Tak lama menunggu, hidangan Jepang disajikan. “Wow… ini ikan cakalang dari daerah saya,” spontan kalimat itu keluar dari mulut saya. Bagaimana tidak? Kulit ikan cakalang warna gelap dengan garis-garis putih masih sangat jelas terlihat pada tiga potong ikan cakalang di dalam piring kecil. Tiga potong kecil saja dengan cuka khas Jepang untuk menyantap ikan mentah itu. Aroma bau ikan mentah menusuk hidung.
Jujur saja, saya tidak doyan dengan hidangan itu. Tetapi ingin tahu harganya mendorong untuk ikut memesan sashimi. Berapa harganya? Dua belas US Dolar satu porsi. Ketika itu 1 US Dolar sama dengan Rp 9.000. Nah, satu porsi sudah kena Rp 108.000.
Tetapi bukan itu yang penting. Yang penting dan mau dikatakan di sini ialah betapa murahnya ikan cakalang di Larantuka, juga NTT umumnya. Waktu itu, ikan cakalang di Larantuka masih dijual dengan harga Rp 3.200/kg. Rata-rata seekor ikan cakalang beratnya 3 kg. Artinya satu ekor cakakang harganya sekitar Rp 10 ribu. Saat asyik menyantap sashime itu, saya mencoba menghitung. Bila ikan cakalang itu dipotong-potong sekecil yang saya hadapi di meja makan, maka satu ekor bisa mencapai 30 porsi. Nah, kalau satu porsi 12 US Dolar, hitung sendiri berapa harga satu ekor cakalang di Amerika Serikat. Yang jelas lebih dari Rp 3 juta/ekor. Kesimpulan jelas, nelayan Flores Timur (Flotim) punya ikan, yang jadi kaya raya orang di luar Flotim. Tepat seperti peribahasa lama, kerbau punya susu, sapi punya nama. 
Tanggal 27 Juli 2012 lalu, duet Yoseph Lagadoni Herin-Valentinus Tukan – atau yang tenar dengan Paket Sonata (soga naran lewotana/angkat nama kampung halaman) – genap satu tahun dilantik menjadi Bupati-Wakil Bupati Flores Timur. Sejak setahun lalu, duet ini memegang kendali Flotim dan mengemban jabatan sebagai pemimpin. Perlu digarisbawahi predikat mengemban di sini. Saya tidak menggunakan diksi menduduki. Karena jabatan itu diemban, ditaruh di pundak, dipikul dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Bukan sebaliknya diduduki. Jabatan tidak boleh diduduki untuk menghindari niat dan maksud menguasai. 
Cerita singkat di meja makan di Washington di atas sengaja diangkat. Diangkat lagi sekadar untuk mengingatkan bahwa Lewotana, Flores Timur, itu kaya. Potensinya banyak. Orang-orangnya juga ulet. Dan karena itu Flores Timur tidak perlu dan bahkan tidak boleh miskin. Duet Yosni dan Valens menyebut paket mereka Sonata.
Dianalisis secara sederhana, Sonata bisa dilihat dari dua sudut pandang, yakni sudut pandang Yosni Herin-Valens Tukan dan sudut pandang masyarakat Flores Timur. Dari sudut pandang Yosni-Valens, Sonata mengandung statemen indikatif. Artinya, dengan Sonata keduanya mau mengatakan, “Kami bertekad mengangkat nama Lewotana!” Sebaliknya bagi masyarakat Flores Timur, Sonata mengandung statemen imperatif. Dengan Sonata, masyarakat Flores Timur meminta keduanya untuk mengangkat nama Lewotana. “Bekerjalah, angkat nama Lewotana!” Dengan memenangkan pertarungan Pemilu Kada Flotim tahun lalu, Sonata telah menggenapkan statemen indikatif. Tetapi statemen imperatif baru bermula setelah keduanya dilantik. 
Akhir Juli lalu, keduanya genap satu tahun. Sudah satu tahun keduanya meniti titian mewujudnyatakan janji-janji manis saat kampanye. Warga Flores Timur satu hati memberi jalan bagi Sonata untuk berbuat apa yang paling baik bagi masyarakat melalui desain-desain program yang kena, menyentuh, cocok dan membumi.
Setahun sudah Sonata mengemban jabatan pemimpin Flores Timur. Apa yang sudah bisa kita katakan tentang duet ini dalam konteks kepemimpinan mereka? Catatan ini cuma datang dari seorang outsider, yang melihat Flores Timur dengan sekian banyak dinamika politik dan desain pembangunan dari jauh. Tentulah tidak tepat mengevaluasi duet Sonata. Tetapi sekadar menumpahkan apa yang dilihat, didengar dalam sebuah kritikan berupa catatan kecil ini tak apalah. Toh ada juga pepatah Latin, ex terra gubernare (mengemudi perahu dari darat). Betul, mengemudi perahu dari daratan dengan kata dan petunjuk itu lebih hebat ketimbang memegang langsung kemudi di lautan. 
Semua orang mafhum setahun lalu Sonata menapaki puncak melalui sebuah proses politik yang ‘berdarah-darah’. Tetapi setelah memenangkan pertarungan, politik jangan dipahami terutama sebagai ajang merebut kekuasaan dan memanfaatkan kekuasaan itu, bukan machtsvorming & machtsaanwending menurut formula Bung Karno. Politik juga bukan persoalan mempertaruhkan modal untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar, sebagaimana diyakini oleh pelaksana money politics dewasa ini. Politik juga tidak sekadar mempertaruhkan kemungkinan untuk merebut kemungkinan yang lebih besar, sebagaimana yang kita pelajari dari Otto von Bismarck dari Prusia. 
Politik harus dipahami dengan kandungan sifat eksistensial dalam wujudnya, karena melibatkan juga rasionalitas nilai-nilai. Politik lebih dari sekadar matematika tentang hubungan mekanis di antara tujuan dan cara mencapainya. Politik harus diterima sebagai suatu etika yang menuntut agar suatu tujuan yang dipilih harus dapat dibenarkan oleh akal sehat yang dapat diuji, dan cara yang ditetapkan untuk mencapainya haruslah dapat dites dengan kriteria moral. Lebih jauh lagi, politik adalah mempertaruhkan hidup dan dengan itu memenangkan hidup itu sendiri (das Leben einsetzen und dadurch das Leben gewinnen). 
Sejak dilantik tahun lalu Sonata menjadi Bupati-Wakil Bupati Flores Timur. Tetapi tidak ada hidup yang ‘jadi’, yang ada adalah ‘proses menjadi’. Dalam proses itulah, desain program, kebijakan politis, prioritas pembangunan harus dirancang dan kemudian diisi sebagai jawaban atas harapan warga Flores Timur.
Kisah tentang seporsi sashimi di atas adalah contoh sangat sederhana untuk coba membuka banyak tabir mengenai rancang bangun dan prioritas-prioritas pembangunan, pilihan sektor yang paling realistis dan ingin dikerjakan. 
Tanpa bermaksud menganggap kecil apa yang sudah dilakukan para pendahulu, apa yang sudah mulai dilakukan Sonata, mestilah diterima bahwa dalam banyak hal, terutama dalam hal infrastruktur pembangunan, Flores Timur makin jauh tertinggal. Tiga puluh tahun lalu, Alor itu tidak ada apa-apanya. Tetapi lihatlah Alor sekarang. Rasakan denyut Kalabahi. Saksikan sarana dan infrastruktur di sana. Angkutan udara setiap hari mampir di Kalabahi. Sehari bahkan bisa dua kali pesawat terbang mengangkut dan menghantar penumpang ke Alor. Apa yang dicari? Alor sudah punya pesona. Taman lautnya sudah masuk dalam peta destinasi dunia. Mengapa bisa begitu? Karena pemerintahnya tidak ingin mendesain program di awang-awang jauh di langit ketujuh. Apa yang ingin dijual di Flores Timur ke luar daerah? 
Saat hendak mekar lima tahun lalu, Tambolaka, Ibukota Sumba Barat Daya, ‘kecil’ saja dibanding dengan Larantuka. Tetapi sekarang, debu beterbangan, lalu lintas macet di mana-mana karena bangun ini bangun itu. Pelabuhan Feri Waikelo padat penumpang. Pelabuhan niaga untuk kapal barang dan kapal Pelni sementara dibangun dengan anggaran dari pusat puluhan miliar rupiah. Bandaranya jangan bandingkan dengan Gewayan Tanah yang pembangunannya lebih banyak ribut itu. Kompleks perkantoran pemerintahnya terbaik di NTT. 
Flores Timur punya banyak potensi. Tetapi kalau mau gali semua tidak banyak manfaatnya. Fokus saja pada apa yang paling realistis dan memungkinkan untuk dikembangkan. Sektor kelautan (ikan) dan perkebunan (jambu mete) adalah dua potensi yang paling realistis untuk dikembangkan. Periode lalu, belasan miliar rupiah habis untuk proyek chips (kerupuk). Mana hasilnya? Kualitas biji jambu mete Flores Timur terkenal hingga ke India. Tetapi yang pegang merk adalah Sikka, bukan Flores Timur. Saban hari puluhan perahu motor nelayan membongkar berton-ton ikan di Larantuka. Tetapi mana dendeng dan abon ikan Larantuka? Satu tahun rasanya sudah terlalu lama untuk hanya menikmati sukses merebut kekuasaan. 
Satu tahun sudah cukup untuk membalas dendam kalau niat itu memang ada. Jarum waktu berputar lebih banyak tanpa kita sadari. Ternyata duet Yosni-Valens sudah setahun dilantik. Dari jauh terdengar nada-nada sumbang yang menjurus kepada keretakan duet ini. Praktek KKN juga sudah mulai dibicarakan publik di pinggir jalan. Biasalah itu. Yang abadi memang hanya kepentingan. Kami yang di rantau sangat bangga ketika memperkenalkan diri sebagai anak lamaholot. Harapan kami jelas: janganlah kikis kebanggaaan itu dengan menenggelamkan Flores Timur makin jauh di dasar keterbelakangan, keterpurukan dan kemiskinan.
Merujuk pada janji Yosni untuk hanya satu periode memimpin, sekarang waktunya tinggal empat tahun. Jangan sia-siakan waktu yang tersisa ini, sehingga ketika saatnya berhenti warga Flores Timur punya kenangan manis terhadap duet ini. Ayo Sonata. Soga nara lewotanah! Bekerjalah, angkat nama Lewotanah! *

1 komentar:

  1. Unknown mengatakan...

    KAMI SEKELUARGA TAK LUPA MENGUCAPKAN PUJI SYUKUR KEPADA ALLAH S,W,T
    dan terima kasih banyak kepada AKI atas nomor togel.nya yang AKI
    berikan 4 angka [5970] alhamdulillah ternyata itu benar2 tembus AKI.
    dan alhamdulillah sekarang saya bisa melunasi semua utan2 saya yang
    ada sama tetangga.dan juga BANK BRI dan bukan hanya itu AKI. insya
    allah saya akan coba untuk membuka usaha sendiri demi mencukupi
    kebutuhan keluarga saya sehari-hari itu semua berkat bantuan AKI..
    sekali lagi makasih banyak ya AKI… bagi saudara yang suka main togel
    yang ingin merubah nasib seperti saya silahkan hubungi KI JAYA WARSITO,,di no (((085-342-064-735)))
    insya allah anda bisa seperti saya…menang togel 350 JUTA , wassalam.


    dijamin 100% jebol saya sudah buktikan...sendiri....







    Apakah anda termasuk dalam kategori di bawah ini !!!!


    1"Dikejar-kejar hutang

    2"Selaluh kalah dalam bermain togel

    3"Barang berharga anda udah habis terjual Buat judi togel


    4"Anda udah kemana-mana tapi tidak menghasilkan solusi yg tepat


    5"Udah banyak Dukun togel yang kamu tempati minta angka jitunya
    tapi tidak ada satupun yang berhasil..







    Solusi yang tepat jangan anda putus asah... KI JAYA WARSITO akan membantu
    anda semua dengan Angka ritual/GHOIB:
    butuh angka togel 2D ,3D, 4D SGP / HKG / MALAYSIA / TOTO MAGNUM / dijamin
    100% jebol
    Apabila ada waktu
    silahkan Hub: KI JAYA WARSITO DI NO: [[[085-342-064-735]]]


    ANGKA RITUAL: TOTO/MAGNUM 4D/5D/6D


    ANGKA RITUAL: HONGKONG 2D/3D/4D/



    ANGKA RITUAL; KUDA LARI 2D/3D/4D/



    ANGKA RITUAL; SINGAPUR 2D/3D/4D/



    ANGKA RITUAL; TAIWAN,THAILAND



    ANGKA RITUAL: SIDNEY 2D/3D/4D



    DAN PESUGIHAN TUYUL

    8 Juli 2015 pukul 08.52  

Posting Komentar